Dusun Cimeong Kabupaten Kuningan Ditinggal Penghuninya, Layaknya Desa Mati

CIREBON-Sebuah dusun desa di Kabupaten Kuningan Jawa Barat, terpaksa di tinggalkan penduduknya selama bertahun tahun. Kondisi itu mengakibatkan perkampungan layaknya desa mati yang tidak lagi berpenghuni, tidak jarang muncul cerita cerita mistis yang berkembang di masyarakat. Penghuni penduduk tersebut mengambil langkah meninggalkan kampung, lantaran kawasan itu rawan akan bencana longsor.

Tidaklah mudah untuk menuju lokasi Dusun Cimeong Desa Cilayung, Kecamatan Ciwaru Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

Untuk menuju lokasi tersebut, jaraknya sekitar 10 kilometer lebih dari pusat Kota Kuningan, sesampainya di Desa Cilayung, akses jalan juga tidak bisa menggunakan kendaraan roda empat. Selain kondisi jalan yang licin dan tepat di tepi jurang, akses jalan juga belum beraspal.

Satu satunya transportasi hanya bisa mengandalkan kendaraan roda dua, itupun dengan pengendara yang mengetahui persis kondisi medan jalan dan harus berhati hati.

Tak hanya sampai disitu, untuk dapat menuju ke pemukiman dusun Cimeong harus berjalan kaki dengan medan yang terus menanjak sekitar 1 kilometer, akses menuju lokasi yang berupa jalan setapak dan licin terlebih dengan bebatuan yang terjal, membuat orang yang akan ke tempat tersebut harus dengan tenaga ekstra.

Ada sekitar lebih dari 64 kepala keluarga yang terpaksa meninggalkan perkampungan dusun tersebut, hingga rumah rumah juga terpaksa ditinggalkan penduduknya, dengan kondisi terbengkalai.

Tidak jarang saat berada di lokasi tersebut, menyaksikan rumah rumah penduduk yang rusak dan tidak lagi layak huni, dengan rumput liar yang tumbuh menutupi bangunan, hingga muncul cerita cerita yang berkembang di masyarakat yang berbau mistis.

Kondisi ditinggalkannya Dusun Cimeong oleh penduduknya berawal saat tahun 2016 yang lalu dimana terjadi pergeseran tanah di tempat tersebut, yang berimbas membahayakan warga sekitar.

"Puncaknya tahun 2017 terjadi bencana longsor hingga menimbun sejumlah rumah, karena dianggap membahyakan, Pemerintah Kabupaten Kuningan kemudian merelokasi seluruh warga dan meminta untuk pindah dari kawasan tersebut," ucap Sekertaris Desa Cilayung Kuspiyana.

Ditambahkan, dari ratusan warga yang dipindahkan, ada satu warga yang merupakan sesepuh masih tinggal di dusun tersebut, dengan alasan menjaga lokasi tidak mau meninggalkan lahan pertanianya untuk keperluan bercocok tanam, terlebih tempat relokasi warga dengan dusun cimeong terlalu jauh, sehingga memerlukan waktu jarak tempuh untuk menuju lokasi dengan berjalan kaki.

Sesepuh Dusun Cimeong yang tetap bertahan di lokasi, bernama abah lurah Edi, merupakan sesepuh warga dusun tersebut, menurutnya, dirinya tetap tinggal di lokasi tersebut lantaran menunggu dusun yang ditinggal warganya. Telebih banyak warga yang masih menggarap lahan persawahanya di dusun cimeong. "Apalagi jarak relokasi dengan dusun cimeong cukup jauh," ujar abah Edi.

Dampak dari pergeseran tanah tersebut, kemudian oleh Pemda Kabupaten Kuningan, ratusan warga dusun cimeong kemudian ditempatkan dan direlokasi di kawasan mekarsari Dusun Mekarmulya yang lokasinya berjarak sekitar 4 kilometer antara perbatasan Desa Cilayung dengan Desa Citikur.